Menonton Ulang Frozen 2 (2019)

Semalam aku menonton ulang Frozen 2. Entah waktu menonton pertama kali itu pikiranku sedang ke mana. Atau suasana hati dan pikiranku belakangan ini yang lagi agak mellow. Animasi yang kutonton ulang ini ternyata membawa banyak pesan tentang kehidupan. Juga banyak makna di dalamnya yang baru mulai kupahami.

Frozen 2, saling memahami dan menemani

Tulisan ini bukan bermaksud mereview film kok. Ini cuma coretan kecil kesanku tadi malam.

1. Relate dengan Elsa

Sejak nonton film Frozen (2013), aku merasa cukup relate dengan Elsa. Sebagai anak pertama tentunya. Tetapi, tanpa kekuatan super seperti yang Elsa miliki. Anak pertama yang terbiasa menyimpan perasaannya sendiri, jarang berbagi kegundahan. Di Frozen 2, aku merasa relate lagi dengan Elsa. Mengemban tugas dan harapan besar di pundaknya. Memikul banyak ekspektasi dari orang-orang sekitar.

Memang aku tidak menyamakan diriku 100% dengan Elsa. Dia sendirian, tanpa orang tua dan kekasih hati. Sedangkan aku punya keduanya. Tapi, aku sering kali merasa sendirian. Mungkin karena aku masih kesulitan berbagi ketakutan dan kekhawatiranku kepada orang-orang terdekatku.

2. Dialognya sarat makna dan quoteable 

Ada banyak dialog tokoh dalam film Frozen 2 yang kurasa bisa jadi peganganku. Contohnya ketika aku bingung dengan perasaanku sendiri. Mungkin selama ini aku mencari validasi tentang perasaanku, tapi aku gak menemukan alasan untuk menerima dan mengerti perasaan itu. 

Sven's Quotes

Sven bilang, "You feel what you feel and your feelings are real". Dan kurasa itu cukup meyakinkan diriku bahwa aku berhak merasakan suatu emosi dan aku harus menerimanya sebagai bagian dari diriku yang terus berubah dan tumbuh.

Anna's Quotes

Atau ketika berada dalam jurang kesedihan dan merasa kalah dari dunia. Ucapan Anna bisa jadi pengingat untuk tidak berdiam diri dan tenggelan dalam kesedihan. "All one can do is the next right thing."

Elsa's Quotes

Lain dengan Elsa. Di seri pertama, aku merasa setuju ketika dia mulai bernyanyi, "Conceal. Don't feel. Make one wrong move and everyone will know." Lalu, dia tersadar bahwa yang seharusnya ditakuti bukanlah orang lain tahu keanehan atau keunikan yang dianggapnya bisa jadi kelemahan. 

Di seri kedua, dia mengatakan, "Fear is what can't be trusted". Dia mulai mempercayai dan menerima perasaan-perasaan negatifnya. Dengan catatan, jangan pernah mempercayai rasa takut. Karena hakikatnya, musuh terbesar kita sering kali ketakutan kita sendiri.

Olaf's Quotes

Sebagai animasi yang sangat memanjakan anak-anak, Olaf hadir mewakili mereka. Tokoh yang naif, polos. Yang ia pikirkan hanya kesenangan. Cara berpikirnya sederhana, tetapi tetap bermakna. Ia mengajukan banyak pertanyaan, tetapi karena belum memahaminya, ia hanya bersabar, "I'll understand when I'm older". Polos sekali bukan seperti cara berpikir anak-anak?

Selain itu, sebagai anak-anak yang masih bertumbuh dan belum mengetahui banyak hal, Olaf percaya bahwa ia pasti berubah. Dan ia yakin semua orang, semua hal, akan mengalami perubahan. Transformation. Change

Walaupun ia tidak yakin apa artinya perubahan ynag sebenarnya. Sebelum salju di tubuhnya memudar, ia bilang begini, "I just thought of one thing that's permanent. Love." Mengharukan sekali. Melihat hal di sekeliling dengan cara pandang yang lugu.

Mengharukan.

Comments